Kembara Galau Mania, kita lanjutkan jelajah penuh makna kita yang haratis-murah-super damai. Dari Sirkeci kita turun lagi hingga dermaga. Dan sekarang terserah mood yang berbicara. Apakah mau melempar diri ke dalam kapal wisata Bosphorus Tour, tentunya dengan merelakan dompet anda kehilangan 15 TL dari total jumlahnya yang memang sudah cekak itu (ih kalau itu sih dompet saya).
Atau, bisa juga menceburkan diri dalam lautan rempah nan warna warni dan semerbak di dalam Spice Bazaar, desak-desakan bersama grup turis dengan pemandu wisatanya yang maksa-maksa anggota tur-nya masuk ke salah satu toko lokum rekanannya. Unthel-unthelan sama entah siapa yang mungkin saja copet. Senyam senyum ke para pelayan toko yang tak pernah alpa menyapa "Apa kabar? murah..murah..cantik..", "Ayo kesini!" sambil memberikan sample lokum yang sudah diiris tipis.
Atau..melipir ke taman samping Spice Bazaar, untuk selfie-selfie sama patung penjual simit, toh bukan ide buruk. Bahkan kalau mau bermunajat cinta dengan Sang Khalik di masjid Yeni Camii..ooh sungguh luar biasa.
Keluar dari masjid kaki melangkah diantara puluhan burung dara di halaman masjid. Yang terbang menjauh ketika anda mendekat. Inikah pertanda jomblo, burung-burung saja tak mau mendekat, bahkan pada minggat? tenang, sobat. Kita paripurnakan tur ini dengan meloncat ke dalam kapal Bosphorus Tour yang siap berangkat. Tak usah hirau dengan suara pemandunya yang memberitahukan tempat-tempat bersejarah yang dilaluinya via pengeras suara murahan itu.
Tebar pandangan ke segala penjuru seraya mensyukuri nikmatnya. Deretan cerobong dapur istana Topkapı,dan Adalet Kulesi-nya yang tegak berdiri, lamat-lamat kepulauan Prince's Island terlihat di kejauhan. Kemudian lihatlah megahnya istana Dolmabahçe, diawali dengan Masjidnya dan kemudian menara jam-nya, menyusul kemudian anggunnya istana bergaya Barrock Rococo yang dibangun oleh Balyan Bersaudara, keluarga arsitek orang Armenia. Contoh toleransi beragama di masa dulu.
Kita sudahi dulu..mau jemput si Sulung, Okul Paydoşu.
Atau, bisa juga menceburkan diri dalam lautan rempah nan warna warni dan semerbak di dalam Spice Bazaar, desak-desakan bersama grup turis dengan pemandu wisatanya yang maksa-maksa anggota tur-nya masuk ke salah satu toko lokum rekanannya. Unthel-unthelan sama entah siapa yang mungkin saja copet. Senyam senyum ke para pelayan toko yang tak pernah alpa menyapa "Apa kabar? murah..murah..cantik..", "Ayo kesini!" sambil memberikan sample lokum yang sudah diiris tipis.
Atau..melipir ke taman samping Spice Bazaar, untuk selfie-selfie sama patung penjual simit, toh bukan ide buruk. Bahkan kalau mau bermunajat cinta dengan Sang Khalik di masjid Yeni Camii..ooh sungguh luar biasa.
Keluar dari masjid kaki melangkah diantara puluhan burung dara di halaman masjid. Yang terbang menjauh ketika anda mendekat. Inikah pertanda jomblo, burung-burung saja tak mau mendekat, bahkan pada minggat? tenang, sobat. Kita paripurnakan tur ini dengan meloncat ke dalam kapal Bosphorus Tour yang siap berangkat. Tak usah hirau dengan suara pemandunya yang memberitahukan tempat-tempat bersejarah yang dilaluinya via pengeras suara murahan itu.
Tebar pandangan ke segala penjuru seraya mensyukuri nikmatnya. Deretan cerobong dapur istana Topkapı,dan Adalet Kulesi-nya yang tegak berdiri, lamat-lamat kepulauan Prince's Island terlihat di kejauhan. Kemudian lihatlah megahnya istana Dolmabahçe, diawali dengan Masjidnya dan kemudian menara jam-nya, menyusul kemudian anggunnya istana bergaya Barrock Rococo yang dibangun oleh Balyan Bersaudara, keluarga arsitek orang Armenia. Contoh toleransi beragama di masa dulu.
Kita sudahi dulu..mau jemput si Sulung, Okul Paydoşu.
Comments
Post a Comment