Pengalaman Di-opname di Rumah Sakit Negeri di Turki (Melahirkan)

Dalam hidup saya, boleh dikatakan 90 persennya apa-apa yang saya hadapi adalah yang pertama kali buat saya, tanpa ada yang mengarahkan atau memberi tahu sebelumnya. Tapi tidak masalah, percaya saja bahwa Allah tak akan memberikan suatu ujian kepada hambaNya di luar kemampuannya. Allah yang menciptakan kita, Allah pula yang tahu kapasitas kita.

Salah satu contohnya yang berkesan buat saya ketika melahirkan anak pertama dengan komplikasi, melahirkan anak kedua juga dengan komplikasi yang lebih berat, lalu anak kedua di rawat di NICU (Newborn Intensive Care Unit), dan kemudian anak kedua saya itu kembali dirawat di rumah sakit karena bronchopneumoni baru-baru ini.

Saya belajar semuanya sambil berjalan, namun alhamdulillah berkat hikmat dari Yang Maha Esa, ada saja jalan dan petunjuk serta kekuatan untuk bisa menjalaninya. Walaupun begitu, saya tetap ingin berbagi dengan teman-teman pembaca blog ini, siapa tahu bisa sedikit membantu memberikan gambaran jika teman-teman menghadapi situasi yang kurang lebih mirip dengan saya.

Melahirkan di Rumah Sakit Negeri
Bagi yang memiliki manfaat asuransi SGK atau Bağkur, melahirkan di RS Negeri (Devlet Hastane) tentunya amat sangat ekononis, karena tidak ada pembayaran se-sen pun. Ada komplikasi apapun, operasi apapun, sama sekali 0TL. Tapi ada tapinya, bersalin di RS negeri dan perawatan opname sebelum dan sesudahnya jika ada, hanya bisa ditunggui oleh kerabat wanita saja. Suami tidak boleh menunggui. Dalam kondisi seperti ini kemampuan berbahasa lokal, dalam hal ini Bahasa Turki diperlukan, minimal untuk bisa saling pengertian saja dengan dokter, perawat dan pihak keluarga suami yang menunggui selama di RS.

Pengalaman saya melahirkan anak pertama seperti ini:
Kami tiba di RS pukul 6 pagi karena saya sudah pecah ketuban dari pukul 2 dinihari dan saat itu rasa sakit (Sancı) sudah per 5 menit. Anggota keluarga lain tidak diperbolehkan mengantar ke ruang bersalin, hanya kakak ipar perempuan saya boleh mendampingi sampai pintu R. Bersalin.

Kemudian saya diminta mengganti baju dengan baju operasi, penutup rambut dan sandal rumah sakit (terlik). Baju dan sepatu serta cincin kawin diberikan kepada kakak ipar yang masih menunggu di pintu. Setelah itu saya berbaring di kursi bersalin dan perawat melakukan pemeriksaan dalam dan kemudian menelepon dokter kandungan. Diputuskan saya harus menjalani operasi caesar karena kondisi bayi sungsang. Saya dijadwalkan operasi pukul 11 siang. Kemudian saya dipindahkan ke ruang tunggu operasi. Disitu ada sejumlah bed. Mereka kemudian memasang infus intravena dan kateter untuk urine.

Tiba waktu operasi, bed dari R. Operasi datang dan saya naik. Masuk R. Operasi.  Kemudian saya dibantu pindah ke meja operasi. Dokter saya sudah disitu (sebelumnya saya ke klinik pribadinya), petugas anestesi langsung menyuntik obat dan dokter saya mengajak saya berdoa (waktu itu ayat kursi). Tepat ketika ayat kursi berakhir, saya tak ingat apa-apa lagi..

Ketika siuman, semua telah selesai. Saya merasakan ada yang aneh di perut saya, kemudian badan saya dipindah ke bed dan di dorong, diantar ke ruang perawatan. Setelah itu badan saya dipindah ke bed di ruang perawatan saya. Saya ingat yang mengangkat saya adik ipar laki-laki dan kakak ipar perempuan.

Setelahnya saya merasakan sakit yang masih "numb". Tak berapa lama bayi saya dibawa masuk dan diminta disusukan. Itu adalah pengalaman yang sangat menyakitkan. Keadaan tidak nyaman, satu kamar kalau tidak salah ada 4 bed. Semuanya punya banyak pengunjung dan semua bicara keras-keras. Setiap intonasi tinggi rasanya menghunjam ke luka operasi saya. Hal ini memberi saya pelajaran "bersikap santunlah kala menjenguk orang sakit. Jangan berbicara keras-keras atau bercanda berlebihan di dekat orang sakit. Tidak usah membicarakan hal yang tidak perlu dan atau tidak ada kaitannya dengan si sakit"

Keluarga saya (adik ipar perempuan dan kakak ipar perempuan) selalu berusaha memijat payudara saya karena air susu saya belum keluar, dan hal itu membuat saya kesakitan sekali. Belum lagi keluarga dari tetangga bed yang tidak kenal sama sekali juga ikutan memijat juga. Bayangkan betapa ngilunya.

Setelah beberapa jam saya boleh minum teh dan makan biskuit, dan kemudian harus bangkit ke posisi duduk dan kemudian berdiri dan berjalan. Hal yang sangat menyakitkan dan traumatis, namun harus dijalani.

Setelah satu malam di RS, besoknya kami pulang ke rumah mertua, Sayangnya sesampainya di rumah, perut saya sakit luar biasa, kemunginan karena ada gas. Mertua mencoba menuntun saya jalan-jalan di dalam rumah supaya gasnya bisa keluar. sayangnya tidak bisa. Untuk pertama kalinya selama kurang lebih 48 jam saya menangis karena rasa sakit yang sangat hebat.

Setelah bisa melewati rasa sakit hebat di hari-hari pertama pasca melahirkan, hari ke-13 saya demam tinggi. Esoknya saya masih demam, pusing dan muntah-muntah. Ketika pergi ke UGD, saya diperiksa lidah dan kemudian diminta datang ke dokter yang mengoperasi. Saya juga diberikan antibiotik dosis tinggi. Kalau tidaks alah saya juga sempat di USG di UGD untuk melihat kondisi lukanya.

Esoknya kami ke klinik pribadi dokter yang mengoperasi saya. Kemudian saya di USG dan diperban lagi. Tentunya membayar biaya perban waktu itu 80 TL (tahun 2010) dan biaya periksanya, 60 TL.

Penderitaan belum berakhir karena 3 hari setelah saya mengkonsumsi antibiotik tersebut, saya jadi muntaber. Kami ke rumah sakit lagi untuk bertemu dengan dokter yang mengoperasi saya. Sayangnya keramahannya yang selalu ditunjukkan di R. Praktek di klinik pribadinya sama sekali tidak ada di sini.

Tanpa memeriksa saya, apatah lagi berbasa-basi menanyakan kondisi saya, beliau langsung menulis memo untuk cek lab. Sangat disayangkan hal itu dilakukan oleh seorang Obgyn kondang yang dikenal baik di kota kecil Manavgat, Antalya. Hasil periksa feses, urine dan darah dinyatakan saya kena efek samping dari antibiotiknya, tapi saya harus tetap meneruskan mengkonsumsinya, namun ditambah dengan obat lainnya. Syukurlah ujian itu bisa saya lewati dan saya berangsur-angsur makin sehat dan kembali ke Istanbul setelah anak saya berumur sekitar 60 hari.

Apa Yang harus Dibawa Ke Rumah Sakit
Tidak enak ya pengalaman saya? jangan khawatir, saya tidak menyesal sedikitpun menjalaninya walaupun begitu menderita dan penuh rasa sakit. Namun berkah dari semua itu, saya mendapatkan seorang anak yang masyaAllah begitu lucu dan cerdas. Yang tanpa diajari jago naik sepeda segala manuver dan santai saja berbicara bahasa Inggris dan Turki berkesinambungan tanpa canggung.

Sedikit saya tuliskan dari apa yang bisa saya ingat, apa saja yang perlu dibawa ke rumah sakit untuk bersalin:
1. Seperangkat baju anak ukuran baru lahir. Anda bisa membeli paket yang namanya "Hastane Çıkışı". Di dalam paket sudah lengkap ada pakaian dalam bayi, baju luarnya berkancing samping/a la kimono supaya tidak menyakiti udelnya yang baru dipotong, celana plus kaos kaki, penutup kepala, selimut.
2. Beberapa baju ganti bayi seperti yang ada dalam paket hastane çıkışı, khawatirnya anda tinggal lebih dari 1 malam di rumah sakit dan kemungkinan baju bayi anda akan kotor ternoda air pipis atau pup-nya (bayi baru lahir kadang pipis atau pup pas ketika sedang diganti popok)
3. Selimut bayi ekstra kalau saat itu musim dingin
4. Tulum alias kantong tidur bayi, kalau saat itu musim dingin
5. Anna Kucağı, yaitu keranjang bayi. Ada yang model keranjang saja memanjang dengan sepasang tali, ataupun ada yang bisa didudukkan ke car seat
6. Yazma (kerudung tipis) kuning untuk menutup anna kucağı. Kepercayaan orang Turki setiap bayi harus ditutupi atasnya supaya tidak mudah dipandang orang asing, yang kemungkinannya bisa "nazar değmiş". Nazar değmiş sendiri artinya kurang lebih, jika bayi dipandang oleh seseorang yang memiliki itikad buruk di hatinya, atau memuji tanpa ucapan "masyaAllah", maka akibatnya si bayi akan "huysuz" atau tidak tenang dan bisa nangis-nangis tanpa sebab bahkan sakit berkepanjangan. Yazmanya sebaiknya kuning, itu kepercayaan orang Turki supaya menghindarkan bayi baru lahir dari penyakit kuning.
7. Popok untuk ukuran bayi baru lahir, tissue basahnya, krem untuk ganti popok
8. Baju daster untuk ibu, sebaiknya model celana dan blus dengan kancing depan supaya mudah menyusui. Bisa membeli set daster melahirkan yang disebut "lohusa gecelik". Kalau cuaca sedang dingin, sebaiknya membeli yang panjang-panjang plus mantel kamarnya. Lohusa gecelik biasanya ada bandonya juga untuk ibu baru melahirkan supaya tampil manis
9. Sandal kamar
10. Kosmetik dan toiletries seperlunya serta handuk kecil, supaya ibu merasa segar dan lebih baik. Jangan lupa pembalut wanita yang ekstra atau popok ukuran dewasa untuk darah nifas
11. Selimut ekstra untuk ibu kalau sedang musim dingin
12. Kerudung instant, bisa juga syal atau yazma untuk menutup rambut ibu kalau ada dokter pria atau pengunjung pria, jika ibu biasa berkerudung sehari-hari
13. Baju untuk pulang ke rumah dari rumah sakit
14. Biskuit dan air buah, biasanya yang diperbolehkan dikonsumsi pada jam-jam awal pasca melahirkan adalah air buah dan biskuit, baru kemudian sup yang bisa dibawakan dari rumah atau membeli di kantin
15. Gelas, sendok dan garpu, kalau anda merasa tidak nyaman dengan peralatan dari styrofoam dari jatah rumah sakit
16. Buku nikah Turki dan Izin tinggal untuk keperluan administrasi rumah sakit mengeluarkan surat keterangan lahir (doğum belgesi) untuk bayi anda

Demikian sedikit sharing dari saya semoga bermanfaat bagi yang membutuhknnya.

Bayinya sekarang sudah bujang :)




Comments