Aku datang ke Turki, kurang lebih 7 tahun yang lalu. Tepatnya 1 Agustus 2009. Waktu itu aku baru saja resign dari tempatku bekerja dengan posisi terakhir sebagai Field Test Engineer di Hand Held Phone Division, Samsung Electronics. Tak ada yang kukhawatirkan dengan masa depanku, walau masih banyak hutang dari rumah KPR yang kucicil sejak 2008. Karena boss-ku sudah menjamin aku bakalan langsung kerja lagi di Samsung Istanbul Office dengan posisi yang sama atau beda.
Namun takdir berkata lain, aku memang langsung start bekerja, hanya untuk diberhentikan di hari kedua. Dengan alsan-alasan yang tidak masuk akal. Kurasa alasan utamanya karena aku mencoba sholat di kantor, sudah begitu aku berjilbab pula, yang mana tahun 2009 itu masih tabu untuk berjilbab di kantor, tidak seperti sekarang yang sudah bebas.
Syahdan berhentilah aku dari penghasilan apapun, dan lagipula aku sudah hamil dan kemudian melahirkan dan membesarkan anakku Süleyman. Cicilan masih bisa teratasi dengan sisa tabungan yang masih ada di rekening BNI-ku. Karena rumah tersebut disewakan, uangnya cukup membantu untuk membayar sebagian cicilannya. Sempat 3 kali juga kami mentransfer uang ke BNI untuk membayar cicilan tersebut untuk tahun 2010, 2012 dan 2013.
Ketika anakku berusia 3,5 tahunan, mungkin saat itu tahun 2013, aku mendapatkan tawaran memandu satu keluarga dari Indonesia jalan-jalan di Istanbul. Itulah penghasilan pertamaku! aku memandunya selama 3 hari, dan mendapatkan 450 USD, masyaallah senangnya hatiku saat itu. Sewaktu aku bekerja itu aku menitipkan anakku ke temanku yang saat itu sedang hamil.
Sehabis itu beberapa kali pula anakku kutitipkan kepadanya, karena qadarullah aku mendapatkan lemparan job dari mahasiswa untuk menjadi penerjemah untuk grup umroh. Biasanya aku mendapat lemparan job begini kalau pas lagi vize haftası, alias ujian semester mahasiswa. Jadi para tour agent kesulitan mencari translator.
Terus terang, tour agent lebih suka mempekerjakan mahasiswa ketimbang ibu rumah tangga sepertiku. Karena mereka pasti sudah rendah ekspektasinya kepada ibu rumah tangga. Namun aku gigih mencari job dan biasanya kalau sudah waktunya musim umroh plus Turki, aku akan SMS tour agent yang biasa mempekerjakanku supaya mereka ingat padaku. Setelah itu, aku sudah punya pelanggan sejumlah agen dari Indonesia yang puas dengan pelayananku. Dan mereka ini pasti meminta tour agent rekanan mereka di Turki untuk menghubung aku, dan bukan yang lain.
Anakku mulai kumasukkan ke playgroup dan aku mendapatkan seorang wanita dari grup pengajian untuk menjemput anakku dari sekolah pukul 16:00 dan menjaganya selama 4 jam dengan ongkos 20 TL. Terkadang dia juga mengantarkan anakku ke sekolah di pagi hari dan dia menjaga ekstra waktu 1 jam di pagi hari, jadi kutambah ongkosnya menjadi 25 TL. Bapaknya akan mejemputnya pukul 20:00 karena aku sendiri biasanya sampai di rumah sekitar pukul 21:30 atau pukul 22:00.
Diantara job menjadi translator, aku masih pula menerima pekerjaan apapun semisal membuat cemilan untuk pameran, walaupun cuma 25 porsi per-hari, hingga menjaga stand pameran. Namun penghasilanku yang cukup signifikan adalah dari menjadi translator untuk grup umroh tersebut, sehingga aku bisa menabung dan melunasi KPR-ku musim panas 2014 lalu.
Seringkali aku membawa anakku Süleyman untuk bekerja. Terkadang dia sangat nakal, kecapekan ataupun sedang tidak enak badan. Aku berharap anakku bisa memaafkan semua keegoisanku ini, dan akupun takkan mengulanginya lagi. Hanya demi uang, anak tersiksa.
Di foto ini, terlihat anakku sedang ikut menjaga stand di Pameran Bahan-bahan Bangunan di TUYAP, Istanbul. Kami datang pagi sekali dan anakku masih tidur di strolley-nya. Sampai ketika kami sudah cukup lama sampai di stand, anakku masih saja tidur. Usianya saat itu mungkin baru 3,5 tahun.
Comments
Post a Comment