Kadife Piliç, Gagal Tabayyun dan Berita Hoax

Ok, saya memang emak-emak. Dengan baju kerja berupa kudung berego, celana training, sweater, dan mantel merah. Tugas saya antar jemput anak dan memastikan ia cukup makan, bersih, dan mengerjakan PR-nya.

Karena saya punya jiwa kekanak-kanakan, tugas membimbing PR anak saya terasa menyenangkan. Sebab saya menemukan kesenangan membaca buku-bukunya. Walaupun itu hanyalah buku-buku cerita anak kelas 1 SD gratisan dari pemerintah.

Ketika saya berjiwa kanak-kanak yang akut, anak saya malah dewasa sekali. Maaf ya nak, kok peran kita terbalik gini..heheh..
Anak saya bukan tipe yang suka berkhayal, membawa mainan kemana-mana, atau menyukai cerita-cerita pangeran dan putri. Dia sangat realistis, sampai ke tingkat mengkhawatirkan, saya khawatir dia tidak punya kesenangan menikmati fairy tale sama sekali.

Dia sangat menyukai penghancuran (waduh!) dia hobby melihat video penghancuran mobil, rumah, dan barang-barang lainnya. Gambar yang dibuatnya biasanya Monster Trucks, rumah sedang dibom dengan TNT, dua buah mobil yang sedang ditabrakkan. Ngeri, ya. Bukan bunga-bunga indah, pelangi warna warni atau pemandangan sawah dan gunung.

Ya sudahlah. Saya menghormati hobby-nya dan dia juga menghormati hobby saya membaca dan tiduran di sofa. Hobby kok begitu ya heheh..

Kembali ke soal buku cerita, berhubung kelasnya dia sudah belajar hampir semua huruf, dan anak saya pun sudah bisa dibilang lancar membaca, wali kelasnya membagikan buku cerita untuk dibaca di rumah. Kali ini judulnya "Kadife Piliç". Artinya kurang lebih "Si Anak Ayam Beludru". Mungkin disebut beludru karena bulunya yang halus itu, duh jadi pengen ngelus-ngelus anak ayam, deh.

Alkisah di hutan tempat biasa hewan-hewan mencari makan, si Kadife Piliç sedang mengorek-ngorek tanah, ketika tiba-tiba sebutir hazelnut jatuh ke kepalanya "tuk!". Ia kaget dan menyangka langitlah yang menimpanya. Sekonyong-konyong ia lari keluar dari hutan ke arah jalan desa.

Tetiba ia bersirobok dengan Kırmızı Horoz (Ayam jago Merah), yang sedang menuju hutan untuk mencari makan.
"Jangan!" kata Kadife Piliç." Di hutan langit menimpaku dan sekarang aku on the way untuk ngasih tahu Kral (raja), baiknya kamu ikut dengan aku"
"Baiklah" kata Kırmızı Horoz.

Tak berapa lama mereka juga bertemu Çil Tavuk (Ayam Brintik). Yang juga ternyata mau mencari makan di hutan. Sigap Kırmızı Horoz meyakinnya bahwa lebih baik ia bergabung untuk melaporkan kepada raja, peristiwa jatuhnya langit ke kepala Kadife Piliç.

Singkat cerita, grup dari hewan-hewan lucu ini semakin bertambah dengan adanya Siyah Keçi (Kambing hitam), Kuzu (anak domba) dan Ördek (bebek).

Dalam perjalanan mencari Kral (raja) itu, Berjumpalah mereka dengan Kurt (srigala).
"Mau kemana?" tanya Ördek
"Kalian mau kemana saya ikut" jawab Kurt.
"Kami mau mencari raja, untuk menceritakan jatuhnya langit di hutan ke kepalanya Kadife Piliç"
"Ok, saya akan bawa kalian ke Raja"

Melajulah semuanya menuju ke suatu tempat. Tempat dimana tidak ada raja, melainkan sarangnya Kurt. Sarang dimana Kurt dengan santai menghabisi semua hewan-hewan yang lezat nan lucu itu menjadi santapannya.

SYEREMMM..


Kadife Piliç

Moral of The Story:
1. Tabayyun, jangan mudah termakan berita hoax. Nggak pernah lihat sendiri kok langsung percaya. Check and recheck dulu, sob..
2. Jangan gampang ikut-ikutan, apalagi anda dapat beritanya bukan dari first hand
3. Waspada dengan pihak yang akan memanfaatkan kelompok anda yang tidak berdosa itu menjadi santapannya. Banyak predator terlihat seperti penolong. Bukan berarti harus curigaan terus, tapi waspada itu harus.

Kiranya cukup sekian.

Comments